Geliat produksi budidaya kelautan Tarakan, khususnya
budidaya rumput laut mendapat perhatian berbagai pihak. Salah satunya dari
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
(Disperindagkop-UMKM) Tarakan.
DEDI SUHENDRA
UNTUK mendukung
produksi rumput laut tersebut, dinas yang berkantor di Jalan Jenderal Sudirman
No. 17 ini mulai gencar melakukan pelatihan, pengolahan rumput laut menjadi
bahan olahan, berskala rumah tangga. Dinas yang dipimpin oleh Subono Samsudi ini
juga mendatangkan dua ilmuwan kelautan dari Universitas Brawijaya Malang, Teti
Estiasih dan Dwi Setjiawati yang akan melakukan pelatihan kepada masyarakat
dalam pengolahan berskala rumah tangga namun mampu bersaing di level global.
“Potensi pengembangan rumput laut nasional selama ini telah
mampu menggeser potensi perikanan kita. Dari sebelumnya potensi rumput laut
Indonesia berada di urutan ketiga setelah potensi kelautan udang dan ikan tuna,
kini telah mampu menjadi urutan kedua. Bahkan ikan tuna bergeser ke urutan
ketiga dalam urutan potensi kelautan Indonesia,” ujar Subono seraya mengatakan,
kelebihan dari rumput laut itu sendiri, ketika dikembangkan dapat menjadi
potensi yang sangat besar dari sisi ekonomi. Bahkan dari segi lingkungan,
keberadaannya yang mampu menyerap karbondioksida dari udara sangat berperan
dalam mengurangi emisi gas karbon.
Kedepan, ada dua sisi yang menjadi target pengembangan
rumput laut Tarakan, yakni target pengembangan berskala ekspor, dan target
industri berskala besar. Sementara yang keluar dari target itu, akan dilakukan
pengembangan berskala home industries. “Yang menjadi masalah, selama
kita melakukan pelatihan pengolahan rumput laut dengan pihak berbeda dan sistem
berbeda, outputnya tetap sangat minim. Sejauh ini baru ada dua pengrajin yang
mau mengolah rumput laut menjadi makanan,” urainya.
Sementara itu, Teti Estiasih, salah satu ilmuwan dari
Universitas Brawijaya Malang menyebutkan, pelatihan pengembangan usaha rumput
laut di Tarakan memiliki dua arah pembinaan. “Salah satunya pengolahan rumput
laut menjadi karaginan yang dikembangkan oleh masyarakat berskala usaha kecil
menengah serta home industries. Untuk skala rumahan, pengolahan rumput laut
menjadi makanan yang dapat langsung dipasarkan,” jelasnya seraya menyebutkan
salah satu produk olahan rumput laut siap makan itu antara lain dodol, kerupuk,
minuman dan jenang. “Pengolahan rumput laut, menjadi dodol, kerupuk, minuman
dan lainnya yang kami ajarkan dapat diproduksi dalam skala rumah tangga, tanpa
memerlukan peralatan dan investasi yang besar,” tambahnya.
Kelebihan produk penganan dari rumput laut itu, utamanya
kerupuk, mampu bertahan lama tanpa memerlukan tambahan bahan pengawet.
Sementara untuk olahan minuman rumput laut, Teti memperkenalkan teknologi sterilisasi
yang nantinya mampu bertahan hingga enam bulan. “Dalam pelatihan ini kami
ajarkan juga bagaimana membuat dodol rumput laut yang tidak mudah rusak dan
mampu bertahan lama, namun tidak mengabaikan peraturan menteri kesehatan
terjaut penyalahgunaan pengunaan bahan berbahaya,” ulasnya.
Dijelaskan Teti, pengolahan rumput laut menjadi makanan siap
dipasarkan berskala rumah tangga ini, sebelumnya diimplementasikan di lingkungan
Universitas Brawijaya Malang, wilayah Kota Batu dan Jawa Timur dengan hasil yang
positif. “Dari segi potensi, Tarakan memiliki bahan baku rumput laut yang
sangat berpotensi untuk dikembangkan,” ucapnya.
Bahkan tak menutup kemungkinan rumput laut menjadi produk
unggulan Kota Tarakan. Meskipun sebatas industri kecil, namun saat semua
kegiatan pengolahannya distandarkan dan mengikuti SOP (Standard Operational
Procedure) sehingga dapat memiliki kualitas yang baik. “Ketika kita ingin
bersaing dari segi proses dan produk, harus ada kualitas. Hasil olahan rumput
laut menjadi karaginan, produk yang mendunia,” timpal Dwi Setijawati.
Karaginan adalah salah satu hasil olahan rumput laut kering.
Karaginan merupakan senyawa komplek polisakarida yang tersusun dari unit
D-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1-4 glikosilik.
Setiap unit galaktosa mengikat gugusan sulfat.(***)
Sumber berita: http://www.radartarakan.co.id/index.php/kategori/detail/Kaltara/47505
0 comments:
Post a Comment