TEMPO.CO, Makassar
- Harga rumput laut diprediksi bisa menembus Rp 20 ribu per kilogram
jika kondisi rupiah terus melemah. Kondisi serupa pernah terjadi ketika
krisis finansial melanda Indonesia pada 2007 silam.
"Karena
kebutuhan rumput laut sangat tinggi, harga rumput laut di pasar
internasional sudah US$ 2 per kilogram," kata Direktur CV Bandanaira
Izra Prasetya kepada Tempo, Rabu, 28 Agustus 2013.
Menurut
Izra, rumput laut yang harganya bakal melonjak ini adalah jenis
Cottonii. Rumput laut jenis ini bisa menghasilkan lebih dari 500 produk,
termasuk bahan baku kosmetik dan bahan untuk komponen pesawat terbang.
"Biasanya
diekspor ke Cina dan Filipina," katanya. Meski harganya tinggi, kata
Izra, keuntungan tidak akan terlalu dirasakan oleh petani. Pasalnya,
perdagangan rumput laut lebih banyak dikendalikan oleh tengkulak.
"Petani
pun tidak bisa menjual ke tempat lain karena para tengkulak sudah
membayar duluan melalui pinjaman modal usaha, seperti bibit dan tali,"
kata Izra.
Sistem resi gudang yang diterapkan pemerintah juga
tidak mampu membantu petani karena letaknya jauh dari lokasi petani
rumput laut. "Jadi yang memanfaatkan resi gudang hanya para tengkulak,"
kata Izra.
Izra berharap agar petani rumput laut di Indonesia
bisa lebih independen seperti petani di Amerika. Di sana, petani berhak
memutuskan harga komoditas yang akan dijual. Untuk itu pemerintah harus
membantu petani dengan cara mendirikan bank pertanian. Sebab, petani
jadi bisa meminjam modal kerja dengan lahan sebagai jaminan.
Sumber berita: http://www.tempo.co/read/news/2013/08/28/092508247/Harga-Rumput-Laut-Bisa-Rp-20-Ribu-per-Kilogram
Thursday, October 10, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment