Hingga kini 80% bahan baku rumput laut kering masih diekspor ke luar
negeri dari total produksi rumput laut nasional. Tahun ini Kementerian
Kelautan dan Perikanan memasang target produksi rumput laut kering
sebesar 190 ribu ton.
Direktur Usaha dan Investasi Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan
Perikanan I Made W Arthajaya mengatakan besarnya volume ekspor akibat
kurangnya sarana fabrikasi pengolahan bahan baku rumput laut tersebut di
tanah air.
“Dengan adanya tambahan fabrikasi minimal turunlah dari 80% jadi 60%
yang masih diekspor ke luar negeri dalam bentuk bahan baku kering,” ujar
I Made di Bali, Rabu (19/6/2013).
Dia menuturkan, saat ini sudah ada tambahan 6 pabrik pengolahan rumput
laut di Pandaan, Jawa Timur. Jumlah ini diharapkan bisa mengurangi
jumlah ekspor rumput laut ke luar negeri. Hingga saat ini, negara baru
mampu mengelola 25%-30% bahan baku kering yang dihasilkan Indonesia.
“Dengan demikian (adanya tambahan fabrikasi) ada delta tambahan 10%
bahan baku untuk diolah di dalam negeri. Target kita ya kalau bisa per
tahun bisa seperti itu, ada 20% bahan baku kita tahan untuk kita olah di
dalam negeri,” jelasnya.
Sementara itu, dengan berkembangnya fabrikasi rumput laut di Indonesia
juga diharapkan mampu mengecilkan data mengenai importasi dari karagenan
sendiri.
“Indonesia masih mengimpor karagenan 1.400 ton per tahun, hampir 960 ton per tahun mengimpor untuk kepentingan agar,” jelasnya.
Bicara soal investasi, China menjadi investor terbesar untuk rumput laut
di Indonesia saat ini. Sementara lewat acara forum investasi tersebut,
dia menargetkan bisa meraih investasi sebesar Rp 300 miliar- Rp 400
miliar di sektor perikanan budidaya.
sumber berita: http://bisnis.liputan6.com/read/616807/80-produksi-rumput-laut-ri-masih-diolah-asing
Thursday, September 12, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment