Search

Wednesday, September 25, 2013

3:29 AM
1

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan komoditas rumput laut di Indonesia memiliki keunggulan komparatif sehingga pihaknya akan mendorong hilirisasi olahan rumput laut.

"Pengembangan dan penguatan industri rumput laut memiliki comparative advantage tinggi sebabnya Indonesia memiliki sumber daya dan keragaman rumput laut yang melimpah," kata Sharif Cicip Sutardjo dalam International Seaweed Symposium (ISS) di Jakarta, Rabu (16/1).

Karenanya, menurut Sharif, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mendorong hilirisasi guna memacu ekspor produk rumput laut olahan. Ia mengemukakan, produk olahan rumput laut yang terus dipacu untuk diekspor antara lain dalam bentuk produk ATC (Alkali Treated Cotonii), SRC (Semi Refine Caraginan), dan RC (Refine Caraginan).

Langkah hilirisasi, ujar dia, akan berdampak pada penguatan struktur industri di dalam negeri, peningkatan nilai tambah, perluasan lapangan kerja, dan terpenuhinya pasar dalam negeri serta meningkatnya ekspor olahan rumput laut.

"Industrialisasi rumput laut tidak hanya sebatas untuk meningkatkan devisa negara, tetapi juga untuk memberikan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan bagi pembudidaya rumput laut yang umumnya merupakan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir," kata Sharif.

Sharif juga menuturkan, industrialisasi rumput laut berperan strategis karena industri itu memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya, baik keterkaitan ke belakang ("backward linkage") maupun keterkaitan ke depan ("forward linkage").



Selain itu, upaya tersebut dinilai dapat menekan ekspor bahan baku rumput laut Indonesia hingga mencapai kisaran 75-80 persen serta mengurangi ketergantungan impor karagenan sebesar 1.320 ton. "Sebagai bahan baku industri, rumput laut memiliki lebih dari 500 end product," katanya.

Apalagi, lanjut Menteri, permintaan akan produk olahan komoditas rumput laut sangat dibutuhkan oleh industri, baik pangan maupun non pangan. Sebelumnya, KKP telah menggulirkan kebijakan industrialisasi kelautan dan perikanan dengan menempatkan rumput laut sebagai komoditas utama, bersanding dengan komoditas TTC (Tuna Tongkol Cakalang), udang, bandeng, dan patin.



Berdasarkan data KKP, potensi budidaya laut di Indonesia termasuk area untuk budidaya rumput laut diperkirakan mencapai 1.110.900 hektare.

Produksi rumput laut Indonesia adalah sebesar 5,17 juta ton pada 2011. Pada 2014, Indonesia telah menargetkan produksi basah rumput laut sebanyak 10 juta ton atau dalam bentuk produksi kering sebanyak 1 juta ton. "Bersandar dari hal tersebut, rumput laut menjadi salah satu komoditas utama di dalam bingkai kebijakan industrialisasi perikanan," katanya.

sumber berita: http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/01/17/7622/rumput_laut_indonesia_miliki_keunggulan_komparatif/

1 comments:

  1. good post.
    mantap.
    kunjungi kami bagi anda yang ingin melakukan wisata berbulan madu di Muaro Duo and Pagang Pamutusan Island sumatra barat.
    terima kasih

    ReplyDelete