Search

Monday, August 19, 2013

10:43 AM
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan produksi budidaya rumput laut. Indonesia memiliki 555 jenis rumput laut yang bisa dibudidayakan.

Sayangnya, Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) menyatakan Indonesia belum mampu membudidayakan ratusan jenis rumput laut. Alasannya terbentur masih terbatasnya teknologi yang dimiliki dan dikuasai.

Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia Safari Azis mengatakan saat ini pembudidaya Indonesia hanya mampu mengembangkan produksi dari tiga jenis rumput laut. Tiga jenis rumput laut yang baru dikembangkan adalah jenis Gracilaria, Eucheuma Cotonii, dan Eucheuma Spinosum.

"Teknik budidaya kita memang belum bisa membuat budidaya rumput laut jenis lain, teknologi juga masih rendah. Untuk itulah, perlu dukungan dari pemerintah dan sinergi bersama," kata Safari Azis dalam konferensi persnya di Menara Kadin, Jakarta, Senin, 15 April 2013.

Ia menjelaskan, rumput laut jenis Gracilaria banyak dikembangkan di tambak atau air payau. Rumput laut jenis ini dibudidayakan berbarengan dengan bandeng dan udang dalam satu tempat. Adapun rumput laut jenis Eucheuma cottoeii banyak dibudidayakan di daerah pesisir, sedangkan Eucheuma spinosum merupakan satu jenis rumput laut penghasil carragenan.

Menurut dia, untuk bisa mengembangkan budidaya rumput laut jenis lainnya diperlukan dukungan penelitian. "Sebenarnya rumput laut ini peluang bisnis dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah," ujarnya.

Ia menyatakan, pemerintah harus turun tangan dalam membantu pengembangan rumput laut nasional. Selain itu, perlu ada sinergi antara pelaku usaha, pembudidaya, dan masyarakat.

Tahun ini, ARLI menargetkan produksi rumput laut kering bisa mencapai 200 ribu ton, naik dari produksi tahun lalu yang angkanya 180 ribu ton. Dari target produksi tahun ini, ARLI memperkirakan ekspor rumput laut kering sebesar 185,9 ribu ton atau naik 10 persen dari ekspor tahun lalu sebesar 169 ribu ton.

Sebagian besar rumput laut kering diekspor ke Cina, atau sebanyak 50 persen dari total produksi, lalu ke Eropa. Selain itu, ekspor rumput laut juga ke sejumlah negara ASEAN, yaitu Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Sumber berita: ROSALINA, http://www.tempo.co/read/news/2013/04/15/090473449/Indonesia-Hanya-Bisa-Budidaya-Tiga-Rumput-Laut

0 comments:

Post a Comment